Mengenai Saya / About writer

Minggu, 17 April 2016

Coretan Diary

Indonesia dalam hal sumber daya manusia di Indonesia sedikit demi sedikit dapat berkembang mengikuti perkembangan kebijakan pemerintah seperti MEA (msyarakat ekonomi asean) yang mana sederhananya  tenaga kerja asing dapat bekerja di Indonesia walaupun sebatas tenaga ahli dan Indonesia dan negara yang ikut serta menandatangani MEA mempunyai perdagangan yang bebas. Indonesia dengan ekonomi kreatifnya yang didukung dengan sumber daya alam yangluar biasa masih mampu untuk bersaing dan bertahan kalau sumber daya manusianya juga menyadari bahwa  persaingan semakin luas dan tidak mudah. (artikel tentang MEA http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2014/08/140826_pasar_tenaga_kerja_aec )

Namun dalam politik, Indonesia sedang berada dipuncak kehancuran moralnya, yang salah menjadi benar dan yang benar disalahkan. Orang yang mecoba jujur dalam perjalanan politiknya atau kita sebut saja sportif karena jujur dalam dunia politik adalah bahasa yang sangat tabu untuk digunakan. Sportif yang saya maksud adalah dalam hal mengakui kemampuan diri untuk baik itu dalam hal memimpin maupun menjalankan pemerintahan.

Salah satu contoh ketidak sportifan di dunia politik adalah dengan artis yang menjadi anggota DPR, hal ini perlu ditinjau kembali apakah sang artis benar-benar memahami tupoksi sebagai anggota DPR. Tidak hanya mengandalkan popularitasnya sebagai artis lalu mampu duduk dikursi DPR. Tidakkah rakyat Indonesia pernah terpikirkan bahwa masih banyak orang diluar sana yang lebih capable untuk menduduki kursi yang sangat penting bagi kita itu karena suara DPR harusnya adalah suara rakyat karena memang kita yang memilih mereka. Walaupun hanya segelintir orang yang benar-benar ingin berbakti kepada bangsa Indonesia yang luar biasa ini kita tidak boleh menutup mata untuk para pejuang bangsa ini yang menurut saya adalah pahlawan penyelamat generasi bangsa.

Contoh lain bahwa politik tidak sportif adalah seorang bupati yang tertangkap tangan dirumahnya sedang menggunakan narkoba. Sungguh miris hati saya mendengar berita ini dan pastinya sangat banyak pertanyaan muncul dibenak saya. Apakah tidak ada pemeriksaan oleh KPU saat dipilih? Siapa sosok mantan bupati ini sehingga mampu menjadi bupati? Mengapa begitu tega dan berani menjadi bupati dengan situasi yang masih belum bisa  lepas dari narkotika? Apakah dia niatnya memang baik awalnya untuk meninggalkan narkotika demi rakyat namun karena tidak percaya diri dalam memimpin sehingga gugup dan semakin tidak bisa lepas dari narkotika? lalu bagi orang-orang yang memilih dia yang sudah pasti suara mayoritas mengapa memilih orang ini?
Tidak mudah untuk menjadi seorang pemimpin. Hakekat manusia itu sulit untuk dipuaskan, semakin banyak yang ingin dipuaskan maka semuanya tidak akan puas karena keinginan setiap pribadi tidak persis sama. Memimpin dalam pemerintahan juga bisa dituntut. Jadi hanya manusia yang luar biasa berani dan kuatlah yang mampu menjadi pemimpin.

Di negeri Indonesia tercinta ini dalam kebobrokan politik ini kita juga tidak bisa hanya menyalahkan para penguasa atau pemimpin saja tapi salahkan juga hukum yang sangat kendor yang kita buat sendiri. Mayarakat Indonesia itu cenderung berfikir dengan logika yang unik. Contohnya ada tulisan “tidak boleh duduk dikasur ini” tapi ada saja orang yang berpikir “oh berarti kalau tiduran boleh”. Ada juga hakim kita hakim sarpin dalam menafsirkan praperadilan yang mengakibatkan sedikit-sedikit seorang tersangka bisa mengajukan praperadilan. Dan contoh terfenomenal lainnya adalah antara kita dengan satlantas, kalau sudah ditilang dan terbukti bersalah ada saja alasan yang kita berikan demi menghindari  sidang tilang dikantor polisi dan oknum polisi pun membantu untuk terwujudnya keinginan kita. Mengapa hal ini tidak sering terjadi toh tidak ada yang dirugikan. Kita dengan sejumlah uang bisa menghemat waktu dan oknum mendapatkan komisi. Namun nanti heboh di sosial media kalau ada tersebar video ataupun foto tentang kejadian yang lumrah ini dan biasanya banyak yang mengecam kejadian itu.

Dari hal diatas, terbuktilah kita sebagai masyarakat Indonesia mempunyai logika berpikir yang manusiawi dan kadang cenderung unik. Jadi hukum di Indonesia ini butuh diperjelas dengan segala kemungkinan logis yang akan terjadi dan semakin diketatkan sanksi bagi yang melanggarnya. Dan untuk kita masyarakat indonesia cobalah untuk lebih cerdas dalam memilih pemimpin, jangan terpukau dengan sejumlah uang. Apakah rela harga diri dan kelangsungan masa depan dibayar dengan hanya sejumlah uang yang mungkin dalam waktu tahun, bulan, bahkan hari telah habis? Peran pemimpin beserta kekuasaan didalamnya yang selama ini kita sepelekan mungkin berdampak besar dikemudian hari. Mari kita menyelamatkan diri kita bersama-sama karena Indonesia butuh orang lebih banyak yang memiliki moral yang bagus, niat yang baik dan tulus dan yang terpenting memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi bahwa kita yang memiliki Indonesia ini dan kita berkewajiban untuk menjaganya serta memperjuangkannya.


Ini saya tulis untuk mengungkapkan carut marut yang terjadi didepan mata saya dan sedihnya ternyata saya menjadi bagian dari kekacauan itu. Namun mungkin curhatan ini bermanfaat bagi yang membacanya karena mungkin juga banyak yang merasakannya sehingga tidak merasa sendiri.
Jadi yuk kita harapan penerus bangsa, bangkitkan semangat dan bangun Indonesia untuk kebangkitan bangsa kita hehe ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar